Obesitas Pada Anak

Gendut, itu lucu kalau pada bayi, bikin gemess…, menjadi daya tarik sehingga setiap yang melihat selalu ingin mencolek atau mencubit. Saat masuk masa sekolah, anak gendut cenderung mendapat perlakuan sosial yang menyulitkan diantaranya sasaran ejekan, ditertawakan  sampai dengan pembulian. Di Indonesia diperkirakan terdapat 1 diantara 5 anak terindikasi obese atau gendut. Dengan menggunakan chart CDC bisa di ketahui apakah seorang anak mengalami obesitas, overweight atau sehat.

Perilaku Anak Obesitas

Anak obesitas atau gendut, memiliki kepribadian dan perilaku yang sangat menyokong terjadinya kelebihan berat badan, seperti halnya senang makan dan minum manis, permen, coklat, makanan berbahan tepung, lemak, atau gorengan yang diketahui semuanya memiliki kalori  tinggi. 1 buah kue donat ukuran besar, diperkirakan mengandung 24g karbohidrat, 14g lemak, 3g protein dan 250 calori. Anak obesitas sangat mungkin melahap 2 buah sekaligus. Kalau di tambah dengan 1 gelas minuman shake atau coke float yang berkalori 155 kalori, maka total 655 calori.   sebagai pembanding makan siang anak sekolah dasar di Amerika sekarang cenderung diturunkan komposisi lemak dan karbohidratnya, dengan perkiraan kalori 600 calori untuk anak usia 10 tahun.

Kebiasaan konsumsi makanan rendah nutrisi, rendah serat, tidur berlebihan, aktivitas fisik yang rendah, nonton TV atau gadget berlama lama merupakan penyebab kumulatif terjadinya obesitas. Kelebihan kalori yang tidak dimetabolisme akan mengendap dalam tubuh sebagai lemak dan terdisposisi dibawah kulit atau dalam rongga perut.

Anak dengan pola makan sehat, variasi makanan yang banyak mengandung serat, aktivitas yang seimbang akan terhindar dari obesitas dan risiko DM-tipe 2, penyakit jantung koroner maupun kanker pada masa tuanya.

Apa risiko obesitas ?

Anak obesitas sebenarnya sedang mengalami proses inflamasi khronis, sehingga secara fisik ia tidak sehat. Mudah terkena berbagai penyakit (Cote et al 2013; Lloyd et al 2012; Bacha et al 2016).

    • hiper kholesterol,
    • hipertensi,
    • Diabetes melittus tipe 2,
    • ganguan pernafasan termasuk asthma dan sulit bernafas saat tidur,
    • gangguan sendi akibat sendi yang masih muda harus menopang berat badan berlebihan secara terus menerus,
    • nyeri otot,
    • nyeri ulu hati atau dada akibat asam lambung yang kembali ke saluran esofagus (reflux),
    • batu empedu,
    • penyakit liver terutama fatty liver / perlemakan hati

Dalam hal gangguan psikologi, sering dialami anak obesitas seperti halnya kecemasan dan depresi, kesulitan menentukan harapan dan cita cita (Morrison et al 2015; Halfon et al 2013; Beck et al 2016). Tidak jarang pula mendapat perlakuan komunitas sosial yang menyakitkan akibat pembulian, adanya stigma negatif, pelecehan verbal maupun fisik, akan lebih memperburuk gangguan  psikisnya.

BMI-for-age weight status categories and the corresponding percentiles

Weight Status Category

Percentile Range

Underweight

Less than the 5th percentile

Healthy Weight

5th percentile to less than the 85th percentile

Overweight

85th to less than the 95th percentile

Obesity

95th percentile or greater

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top