Menjadi kartini masa kini : Emang masih perlu ?

Raden Ajeng Kartini adalah sosok inspiratif yang dikenal sebagai pelopor emansipasi perempuan di Indonesia. Ia hidup di masa ketika perempuan harus tunduk pada aturan ketat yang membatasi kebebasan mereka, termasuk tidak dapat memilih pasangan atau mengembangkan karir. Kartini memperjuangkan hak-hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan kebebasan, yang kemudian menjadi pondasi penting dalam perjuangan kesetaraan gender.

Meskipun banyak kemajuan telah dicapai sejak zaman Kartini, pertanyaan yang muncul adalah: Apakah perjuangan Kartini masih relevan di masa kini? Apakah perempuan masih perlu berjuang seperti Kartini untuk mencapai kesetaraan?

Apa yang Bisa Dilakukan Perempuan Masa Kini untuk Menjadi Kartini?

  1. Kemandirian dan Keberanian: Seperti Kartini yang berani menyuarakan pendapatnya, perempuan masa kini harus memiliki keberanian untuk mengambil keputusan sendiri dan menjalani hidup dengan penuh kemandirian.
  2. Pemberdayaan: Meskipun hak-hak perempuan sudah lebih baik, pemberdayaan perempuan di berbagai aspek kehidupan masih penting. Banyak perempuan yang masih menghadapi tantangan, seperti diskriminasi di tempat kerja atau dalam masyarakat. Perempuan masa kini dapat menjadi panutan bagi generasi berikutnya dengan terus berjuang untuk kesetaraan dan pemberdayaan.
  3. Mempromosikan Keseimbangan Antara Karir dan Kehidupan Pribadi : Salah satu tantangan besar bagi perempuan modern adalah mencapai keseimbangan antara karir yang sukses dan kehidupan pribadi yang memuaskan. Menjadi “Kartini” dalam konteks ini berarti mendorong adopsi kebijakan dan budaya perusahaan yang mendukung keseimbangan tersebut, serta mempromosikan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan ini dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Menjadi Suara bagi Mereka yang Tidak Didengar :Di tengah kemajuan yang telah dicapai, masih ada banyak perempuan yang tidak memiliki suara atau kekuatan untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Menjadi “Kartini” dalam era modern berarti mendukung dan menjadi suara bagi mereka yang terpinggirkan, termasuk perempuan dengan disabilitas, perempuan miskin, atau perempuan dari minoritas etnis.
  5. Mendorong Kesadaran akan Pentingnya Kesejahteraan Mental : Kesejahteraan mental merupakan isu yang semakin mendesak dalam masyarakat modern. Menjadi “Kartini” berarti tidak hanya memperjuangkan hak-hak fisik dan sosial perempuan, tetapi juga mengangkat isu-isu kesehatan mental dan mempromosikan kesadaran akan pentingnya perawatan dan dukungan mental bagi perempuan.

“Bila Kartini mati dan hidup kembali, maka pastikanlah ia menjadi sahabat seperjuanganmu. Bila ia tak mungkin hidup kembali, pastikan ia hidup dalam dirimu.” – @ka_bayyyy

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top